Kamis, 24 April 2008

Anggrek Hitam Kersik Luway Diambang Kepunahan



* Tumbuh di Cagar Alam Kersik Luway

* Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur

Anggrek Hitam dalam bahasa latin Coelogyne Pandurata, adalah satu-satunya anggrek yang tumbuh di Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur, dan tidak tumbuh ditempat lain dimuka bumi ini. Ada suatu kebanggaan tersendiri bagaimana tidak Anggrek Hitam hanya tumbuh di Indonesia, sehingga memaksa wisatawan asing yang berasal dari luar Kutai Barat harus rela datang ke Kubar untuk melihat dari dekat seperti apa itu Anggrek Hitam.

Anggrek Hitam sebelum berbunga tidak jauh berbeda dengan tanaman anggrek lainnya, namun saat berbunga akan nampak sekali perbedaannya dengan anggrek-anggrek lainnya. Anggrek Hitam dalam bahasa Inggris disebut Black Orchid, berbentuk seperti binatang Kalajengking dan ditengah-tengahnya akan muncul warna hitam pekat yang dikelilingi warna hijau mudah, sehingga memberikan kekaguman bagi mereka yang memandangnya. Namun sayang kekaguman itu tidak sebanding dengan kondisi di lapangan, akibat kebakaran hebat yang terjadi berturut-turut setiap tahunnya, mulai tahun 1982, 1992, 1998, 2005, 2006 dan 2007. Akibatnya luas lahan semula 5.500 hektar kini mengalami penyusutan menjadi 17,5 hektar, sehingga Anggrek Hitam terancam punah ditambah lagi dengan kasus pencurian yang dilakukan oleh tangan-tangan jahil yang mempercepat kepunahan.

Kersik Luway yang arti dalam bahasa Dayak berarti ‘Pasir Sunyi’, adalah sebuah lokasi tempat tumbuhnya populasi Anggrek Hitam yang telah ditetapkan oleh Departemen Kehutanan - Jakarta sebagai Cagar Alam dan kini dikelola oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, dan dijaga oleh 4 petugas konservasi secara bergiliran menjaganya. Setiap hari dua orang penjaga yang berjaga-jaga mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00 wita dan dilanjutkan dari pukul 13.00 wita hingga 17.00 wita, sedangkan malam hari tidak ada yang menjaga.

Untuk mencapai Cagar Alam Kersik Luway tidak terlalu sulit sekali, karena akses jalan darat yang dapat dilalui kecuali pada musim penghujan sangat licin sekali, sehingga harus ekstra hati-hati melintas di jalan tanah. Kersik Luway yang berada di Kecamatan Sekolaq Darat - Kabupaten Kutai Barat - Kalimantan Timur, tepatnya berada di pertengahan poros jalan Sekolaq Darat dengan jalan Samarinda kurang lebih 10 kilometer. Sebelum tiba di lokasi, pengunjung akan melintas di halaman depan kantor Kecamatan Sekolaq Darat dan objek wisata air terjun Jantur Gemuruh yang dipenuhi batu-batu gunung yang tersusun rapi. Bagi wisatawan luar Kutai Barat yang ingin berkunjung ke Kersik Luway tidak sulit sekali. Wisatawan yang datang dari Samarinda atau Kutai Kartanegara dapat menggunakan kendaraan roda sekitar 7 jam menuju ibukota Kutai Barat - Sendawar dan langsung menuju ke Kecamatan Sekolaq Darat. Sedangkan wisatawan yang datang dari Luar Kalimantan Timur, begitu tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan dapat melanjutkan menggunakan pesawat menuju Kutai Barat sekitar 1 jam, dan begitu tiba di Bandara Melalan dilanjutkan menggunakan kendaraan roda empat menuju Kecamatan Sekolaq Darat.

Saat memasuki Kersik Luway pengunjung disuguhkan tulisan ‘Selamat datang di Kersik Luway’ pada gapura dan tanpa dipungut bayaran dan sekitar 10 meter dari pintu gerbang akan bertemu dengan posko yang dijaga 1 orang penjaga yang berasal dari BKSDA. Setiba disana terlebih dahulu mengisi buku tamu, baru dapat memasuki lokasi Anggrek Hitam. Kalaupun kita ingin mengetahui lokasi anggrek hitam dapat meminta penjaga mengantar ke lokasi yang paling banyak ditumbuhi.

“Tempat tumbuh dan berkembangnya Anggrek Hitam dan jenis anggrek lainnya berada di areal 5.500 hektar namun sejak terjadi beberapa kali kebakaran mulai dari tahun 1982, 1992, 1998 dan 2006 kondisi cagar alam Kersik Luway mengalami penyusutan menjadi 17,5 hektar. Kini kelangsungan Anggrek Hitam terancam punah karena ruang tumbuh dan berkembangnya ikut menyusut juga,” ungkap Didimus penjaga Cagar Alam Kersik Luway.

Ditambahkannya, yang menjadi keunikan dari Cagar Alam Kersik Luway yaitu hamparan pasir putih yang menyebar tak berujung dengan ketinggian 136 meter dari permukaan laut dan ini sebuah fenomena yang unik dan mungkin tidak terdapat di di daerah lain. Perlu diketahui sebelum terjadi kebakaran hebat pada tahun 1982, koleksi anggrek Kersik Luway mencapai 72 jenis dan kini tinggal tersisa 57 jenis.
Saat tidak sedang berbunga Anggrek Hitam nyaris tidak berbeda dengan jenis anggrek lainnya. Namun, saat musim berbunga barulah Anggrek Hitam tampak keunikannya dengan anggrek lainnya. Anggrek hitam berbunga setiap bulan, tetapi tidak penuh dan bunga hanya bertahan sekitar seminggu. Untaian bunga tersusun dalam satu tandan yang panjangnya mencapai 20 centimeter dengan jumlah bunga 14 kuntum. “Bunganya berwarna hijau muda namun pada bibir bunganya yang berbentuk biola berwarna hitam berupa titik-titik hitam yang sangat pekat dan rapat, dan sangat mudah sekali ditemukan dibawah rerimbunan pepohonan. Anggrek hitam kelopak bunganya tidak berwarna hitam pekat tetapi justru berwarna hijau muda yang sangat cantik. Bentuk kelopak bunganya menyerupai kalajengking besar dengan diameter sekitar 10 centimeter,” ungkap pria yang bekerja sejak tahun 1996.

Diakuinya, di Cagar Alam Kersik Luway ini tidak hanya ditumbuhi Anggrek Hitam saja namun ada jenis anggrek lainnya seperti Anggrek Merpati (Dendrobium Rumenatum) yang ketika berbunga bentuknya seperti kepak sayap merpati. Adapun warnanya putih bersih, hanya saja selama satu hari saja dan besok pagi sudah layu. Kemudian Anggrek Tebu (Gramatoplilum Speciosium) karena panjangnya bisa mencapai dua meter dan bunganya mirip belimbing kecil dengan bintik-bintik coklat, kuning dan hitam dan berbunga setahun sekali pada bulan Desember dan mampu bertahan selama tiga bulan hingga bulan Februari. Masih banyak anggrek lainnya yang hidup di Kersik Luway ini seperti Anggrek Ratap Tangis, Kumis Kucing, Buluh Rindu Bambu dan Anggrek Anyaman. “Yang menarik lagi di Kersik Luway banyak tumbuh tanaman kantong semar yang unik dan menarik,” ujarnya.

Berkaca dari itu semua, kondisi Cagar Alam Kersik Luway sungguh memprihatinkan dan kini mulai terancam kepunahan akan habitat tanaman anggreknya, selain disebabkan oleh karena kebakaran hutan tetapi juga disebabkan oleh tangan-tangan jahil yang tidak bertanggungjawab yang dapat mempercepat kepunahan anggrek-anggrek yang tumbuh damai dalam kesunyiannya, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan ketika pejabat negara maupun daerah sewaktu datang berkunjung ke Kersik Luway. Kini tinggal kita merenungkan, apakah tanaman langka ini dibiarkan punah begitu saja tanpa ada upaya penyelamatan. MAHP

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda